Gratis Joomla Template by FatCow Review

Tekanan Darah Tinggi

Published on Thursday, 24 April 2014

Tekanan Darah Tinggi

(Hipertensi)

 

Tekanan darah tinggi adalah tekanan yang ditimbulkan oleh aliran darah pada dinding pembuluh darah nadi atau arteri. Dikenal ada 2 macam tekanan darah yaitu tekanan sistolik (biasa disebut tekanan yang atas) dan diastolik (biasa disebut tekanan yang bawah). Tekanan sistolik terjadi saat jantung menguncup atau kontaksi sedangkan diastolic terjadi saat jantung istirahat.

Tekanan darah biasanya diukur pada pembuluh darah nadi lengan atas menggunakan tensimeter air raksa atau digital. Bila menggunakan tensi meter digital maka alat tersebut harus di cocokkan dahulu dengan tensi meter air raksa.

 

Menilai Tekanan Darah

Tekanan darah dinyatakan tinggi atau hipertensi bila tekanan sistolik (atas) berulang kali mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik (bawah) berulang kali mencapai 90 mmHg atau lebih, atau kedua tekanan sistolik dan diastolik sama-sama tinggi. Untuk mengetahui seserorang tekanan darah tinggi tidak bias hanya berdasarkan satu kali pengukuran, harus diulang tiga kali dalam waktu yang berbeda, atau ada riwayat tekanan darah tinggi sebelumnya.

Prosentase tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi sekitar 10 – 20% dari jumlah penduduk dewasa , dan umumnya tidak diobati dengan benar.

Tekanan sistolik

Tekanan Diastolik

Kesimpulan

< 130

130 – 139

140 – 159

≥ 160

< 85

85 – 89

90 – 99

≥ 100

Normal

Normal tinggi

Hipertensi Tingkat 1

Hipertensi Tingkat 2

 

Tekanan darah dapat berbeda dari hari ke hari bahkan pada hari yang sama dapat berbeda, terutama tekanan sistoliknya, pagi hari biasanya lebih rendah dari pada malam hari, namun variasinya tidak jauh. Bila sedang emosi, olahraga, kedinginan, tekanan darah dapat naik.

Sekitar 10 % pasien tekanan darah tinggi bila diukur tekanan darahnya diklinik atau ditempat praktek dokter hasilnya lebih tinggi dari pada hasil pengukuran di rumah, hal ini disebut hipertensi jas putih (white coat hypertension). Namun ada  pula yang sebaliknya, sekitar 11% pasien tekanan darah tinggi menjadi normal tekanannya bila diukur di klinik atau tempat praktek dokter dan menjadi tinggi bila diukur di rumah, hal ini disebut hipertensi terselubung (masked hypertansion). Selain itu ada pula tekanan darah tinggi yang bersifat labil atau disebut hipertensi labil, yaitu pasien yang tekanan darahnya sangat mudah meningkat bila ada rasa cemas atau stress.

Jenis hipertensi jas putih, hipertensi tersembunyi, dan hipertensi labil umumnya lebih berbahaya dari pada hipertensi biasa, karena sering diabaikan dan sulit mengetahui atau mengontrolnya.      

Gejala

Hipertensi umumnya timbul perlahan semakin lama semakin meningkat, sering tanpa gejala yang tidak jelas seperti pusing, nyeri kepala bagian belakang, mudah marah, rasa lemah, dan merasa kurang enak badan. Hipertensi sering baru diketahui setelah menimbulkan komplikasi yang berat seperti stroke, jantung koroner, atau kerusakan ginjal. Maka untuk mencegah itu penting melakukan pemeriksaan tensi secara rutin terutama setelah umur 30 tahun.

Faktor Penyebab / Risiko :

Hipertensi sebagian besar (90%) tidak jelas diketahui penyebabnya dan hipertensinya disebut hipertensi primer, hanya sebagian kecil (10%) yang diketahui penyebabnya dan hipertensinya disebut hipertensi sekunder. Banyak faktor yang dapat memperberat atau mengetahui timbulnya hipertensi. Faktor genetika (keturunan), kadar gula yang tinggi (diabetes), kolesterol tinggi, berat badan lebih, kurang aktivitas fisik, stress, makan garam berlebihan, banyak minum kopi, merokok, minum alkohol, sering minum obat – obatan tertentu yang dapat menaikkan tekanan darah secara bebas tanpa resep dokter.

Pencegahan

Hipertensi umumnya tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikendalikan atau diturunkan sampai normal dengan cara menjalankan perilaku hidup sehat dan menggunakan obat – obatan.

Perilaku hidup sehat penting dalam mengendalikan hipertensi sekalipun sudah menggunakan obat, beberapa hal penting yang harus dilakukan antara lain mengurangi garam, menurunkan beratbadan bila lebih, menguranggi makan berminyak / lemak, menurunkan kadar kolesterol darah, mengendalikan gula darah bila ada diabetes, melakukan aktivitas fisik atau olahraga teratur, cukup istirahat, mengurangi stress, berhenti merokok, tidak minum alkohol, banyak makan buah – buahan dan sayuran, tidak minum obat sembarangan terutama obat yang dapat menaikkan tekanan darah.

Bila dengan cara diatas ternyata tekanan darah belum dapat mencapai normal, maka perlu ditambah obat – obatan. Obat hipertensi harus diminum teratur dan biasanya seumur hidup sesuai petunjuk dokter. Selama minum obat pemantauan tekanan darah harus rutin dilakukan, hal ini penting untuk menentukan apakah obat perlu diteruskan, perlu ditambah, dikurangi atau diganti.

Sekalipun tensi sudah normal, obat biasanya harus tetap diminum atau hanya dikurangi dan pemantauan tekanan darah tetap dilakukan karena tekanan darah sering naik kembali setelah obat dihentikan. Jangan menggunakan obat berdasarkan obat yang diminum orang lain, karena obat yang digunakan seseorang belum tentu boleh digunakan oleh orang lain. Dalam memilih obat juga harus diperhitungkan harga obat karena pemakaiannya jangka lama, sebaiknya kalau memungkinkan pilih obat generik.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan labiratorium pada penderita penting untuk mengetahui apakah ada faktor risiko yang turut memperberat hipertensi tersebut, memantau apakah sudah ada komplikasi pada organ tubuh lain seperti ginjal dan jantung. Kolesterol atau gula darah tinggi sering menyulitkan turunnya hipertensi. Kenaikkan kadar ureum, kreatinin dalam darah, adanya protein dalam urine merupakan tanda adanya komplikasi pada ginjal.

Pada pemeriksaan rekam jantung (EKG) dapat dijumpai adanya kelainan pembuluh darah koroner seperti infark, ischemik, yang sering ditemukan pada pasien hipertensi. Pada EKG juga dapat diketahui adanya pembesaran jantung kiri (Left Ventricle Hypertension) yang sering disebabkan oleh hipertensi yang sudah lama tidak terkontrol. Sedangkan pada rontgen thorax dapat dijumpai adanya pembesaran jantung akibat komplikasi hipertensi.

 Pemeriksaan Laboratorium pada Hipertensi

·         Kolesterol total , trigliserida, HDL. LDL

·         Gula darah puasadan 2 jam setelalh makan

·         Test fungsi ginjal (ureum, kreatinin, asam urat, urine lengkap)

·         EKG(Rekam Jantung)

·         Rontgen Thorax

Hits: 5649