Gratis Joomla Template by FatCow Review

Pemeriksaan Laboratorium Pada Demam

Published on Wednesday, 18 June 2014

Hampir semua orang pernah mengalami demam, ada yang hanya demam ringan, adakala sampai demam panas sekali. Demam bukanlah penyakit, tetapi suatu gejala yang disebabkan oleh suatu penyakit. Penyakit yang menimbulkan gejala demam, antara lain : Flu, Tifus, Malaria, Demam Berdarah (Dengue), Hepatitis (Infeksi Hati), infeksi tenggorokan, infeksi saluran nafas, infeksi saluran kencing, TBC, Kanker Darah, dan masih banyak lagi penyakit lain.

Gejala demam dari suatu penyakit pada awal kelihatan mirip, sehingga sering sulit untuk membedakan penyakit apa yang menjadi demam tersebut. Demam karena Flu, Tifus, Malaria, Demam Berdarah, Hepatitis, pada awal-awal sering sulit dibedakan. Pada keadaan seperti ini, pemeriksaan Laboratorium tentu perlu dilakukan untuk membantu dokter memastikan penyakit yang menyebabkan demam tersebut, agar tindakan dan pengobatan lebih tepat.

 

Pemeriksaan Laboratorium Pada Demam
1.    Hematologi (Darah Lengkap)
       •    Hb (Hemoglobin)
Hb adalah pigmen dalam butir darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Pada penyakit infeksi menahun, Kanker Darah, Malaria, kadar Hb dapat menurun, sebaliknya pada Demam Berdarah, kadar Hb dapat meningkat, karena darah menjadi lebih pekat akibat cairan darah (plasma darah) merembes kekuar dari pembuluh darah. Kadar Hb, pada Pria Dewasa sekitar 13-16 g/dl, wanita dewasa sekitar 12-14 g/dl, pada wanita hamil dan anak-anak sedikit lebih rendah dibandingkan orang dewasa.
       •    Leukosit
Leukosit adalah sel darah putih, berfungsi untuk melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh kita. Pada infeksi oleh bakteri seperti infeksi tenggorokan, infeksi saluran nafas, infeksi saluran kencing, jumlah leukosit sering meningkat, namun infeksi oleh bakteri penyebab Tifus (salmonella), jumlah leukosit tetap normalbahkan bisa turun. Begitu pula infeksi oleh virus, seperti Flu, Hepatitis Virus, Demam Berdarah, jumlah leukosit tetap normal. Pada leukemia atau Kanker Darah, jumlah leukosit sering sangat meningkat dan ditemukan leukosit muda.
       •    Diff (Hitung Jenis Leukosit)
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menghitung prosentase masing-masing jenis sel darah putih dalam darah. Sel darah putih dalam darah terdiri dari beberapa jenis yaitu yang disebut Basofil, Eosinofil, Neutrofil Batang, Neutrofil Segmen, Limfosit dan Monosit. Bila seseorang mengalami infeksi, komposisi jenis sel tersebut dapat berubah. Pada infeksi bakteri, prosentase Neutrofil akan meningkat, sedangkan pada Infeksi Tifus dan Infeksi Virus, prosentase Limfosit yang meningkat. Pada penyakit Alergi, atau cacingan, prosentase Eosinofil yang meningkat. Pemeriksaan ini juga dapat mengetahui adanya kanker darah, yaitu dengan ditemukan sel-sel darah putih yang masih muda.
       •    LED (Laju Endap Darah)
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengukur kecepatan pengendapan dari sel-sel darah. Sel-sel darah akan lebih mudah atau cepat mengendap pada keadaan infeksi, adanya kerusakan jaringan tubuh, keadaan anemia (kuranh darah). Oleh karena itu pemeriksaan ini sering digunakan untuk mengetahui adanya infeksi. Pada keadaan normal, kecepatan pengendapan sel-sel darah (LED) sekitar 0-20 mm/ jam. Nilai ini meningkat bila terjadi infeksi.
        •    Trombosit
Trombosit yang disebut juga keping-keping darah, merupakan salah satu komponen dalam darah kita yang berfungsi mencegah perdarahan. Bila jumlah trombosit menurun jauh di bawah normal maka kemungkinan perdarahan mudah terjadi. Seperti pada demam berdarah sering tampak bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang bila ditekan, hal ini disebabkan adanya perdarahan halus dari pembuluh-pembuluh darah di bawah kulit. Oleh karena itu, pemeriksaan trombosit merupakan pemeriksaan yang penting untuk mengetahui adanya Demam Berdarah. Pada Demam Berdarah, Trombosit menurun setelah hari kedua. Pada orang sehat, jumlah trombosit sekitar 180.000 – 380.000 sel/ ul.

2.    URIN LENGKAP
Pemeriksaan Urin Lengkap merupakan pemeriksaan yang dapat memberi petunjuk adanya kelainan pada saluran kencing atau ginjal. Bila pada pemeriksaan tersebut ditemukan peningkatan jumlah leukosit (Sel Darah Putih), bakteri, maka hal ini merupakan petunjuk adanya penyakit infeksi pada saluran kencing atau ginjal. Pada kencing normal, jumlah leukosit hanya <8/ LPB dan tidak ada bakteri.

3.    MALARIA
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh sejenis parasit yang disebut Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk malaria (Anopheles). Penyakit Malaria di Pulau Jawa sebenarnya sudah lama tidak ditemukan, namun beberapa tahun terakhir ini mulai timbul kembali. Oleh karena itu Malaria sebagai penyebab penyakit demam, perlu dipertimbangkan. Diagnosa dan pengobatan yang terlambat pada penyakit Malaria, dapat berakibat fatal.

4.    WIDAL
Pemeriksaan Widal, adalah pemeriksaan untuk mengetahui adanya antibodi terhadap kuman penyebab Tifus (Salmonella). Bila seseorang terinfeksi kuman Tifus, maka tubuhnya akan membentuk zat antibodi terhadap kuman tersebut. Oleh karena itu, adanya peningkatan kadar antibodi Tifus yang nyata dalam darah seseorang, dapat digunakan sebagai petunjuk adanya infeksi oleh kuman Tifus. Kenaikan dianggap nyata bila titer antibodi O di atas 1/160 dan antibodi H di atas 1/320. Pemeriksaan antibodi tersebut dinamakan Test Widal.


5.    TUBEX TF
Pemeriksaan ini untuk membantu mengetahui adanya infeksi tifus, berdasarkan pemeriksaan terhadap antibodi tifus Ig M yang biasanya timbul bila terkena infeksi tifus. Hasil dinyatakan positif bila hasil skore pemeriksaan > 4, dinyatakan negatif bila skore < 2, dan pemeriksaan perlu diulang jika skore 3.


6.    Salmonella Thypi Ig M
Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui adanya infeksi tifus. Hasil pemeriksaan yang positif menunjukan indikasi adanya infeksi oleh kuman tifus.


7.    SGOT, SGPT
SGOT, SGPT adalah suatu zat enzim yang dihasilkan oleh sel hati. Infeksi pada hati (Hepatitis), mengakibatkan perubahan atau kerusakan pada sel tersebut dan SGOT, SGPT yang ada di dalam sel hati banyak tumpah masuk ke dalam darah. Oleh karena itu peningkatan kadar SGOT, SGPT dalam darah, biasanya di atas 2 kali normal, dapat di gunakan sebagai petunjuk infeksi hati (Hepatitis). Nilai normal SGOT, SGPT sekitar 5 – 10 U/L.


8.    RONTGEN PARU
Pemeriksaan Rontgen Paru perlu dilakukan pada demam tinggi yang disertai sesak nafas dan batuk, hal ini penting untuk mengetahui adanya infeksi atau radang paru yang disebut Bronchopneumonia, juga pada demam lama yang tidak jelas penyebabnya, pemeriksaan Rontgen Paru berguna untuk mengetahui adanya infeksi paru yang disebut Tuberculosis (TBC).
Bagaimana Menilai Hasil Pemeriksaan Laboratorium?
    Pemeriksaan Labotorium pada demam merupakan kumpulan beberapa pemeriksaan yang bertujuan membantu mencari penyakit penyebab demam. Dalam menilai hasil pemeriksaan ini tentu harus minta penjelasan dokter. Di mana dokter akan menganalisa hasil tersebut, menggabungkan dengan hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lain bila diperlukan, sehingga diagnosa penyakit dapat lebih pasti dan pengobatan lebih tepat.

Pemeriksaan Laboratorium pada Demam
1.    Darah Lengkap
(Hb, Leukosit, LED, Hitung Jenis Leukosit, Trombosit)
2.    Urin Lengkap
3.    Malaria
4.    Widal
5.    Tubex TF/ Salmonella Typhi Ig M
6.    SGOT, SGPT
7.    Rontgen Paru (bila diperlukan)

Hits: 26241